Penjabaran makna nama Allah “Asy Syakuur“
Jika kita memperhatikan kontek ayat-ayat yang menyebutkan tentang nama Allah Asy Syakuur selalu berada setelah menyebutkan tentang anjuran untuk melakukan amal-amal sholih dan balasannya. Maka nama tersebut sangat erat hubungannya dengan amal sholih dan balasannya. Untuk lebih jelasnya mari kita simak dan kita tela’ah ayat-ayat tersebut pada berikut ini.
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَنِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَّن تَبُورَ {29} لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ {30} . فاطر: 29-٣٠
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka dalam bentuk tersembunyi dan terang-terangan, mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan pernah merugi. Allah akan menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
Dalam ayat diatas nama Allah “Asy Syakuur” disebutkan setelah menyebutkan tentang balasan bagi orang-orang yang beramal sholih. Seperti membaca Al Quran, mendirikan shalat dan berinfaq. Baik dalam keadaan tersembunyai maupun secara terang-terangan. Allah memberikan kepada mereka balasan yang sempurna. Bahkan Allah menambah karunia-Nya kepada mereka sebagai tambahan atas pahala amalan mereka tersebut. Lalu ayat yang mulia tersebut ditutup dengan nama Allah “Asy Syakuur“. Dari sini dapat kita pahami bahwa balasan yang diberikan kepada mereka merupakan aplikasi dan pembuktian tentang makna dari nama Allah “Asy Syakuur” (Maha Sempurna dalam membalas budi). Bentuk-bentuk dari kesempurnaan Allah dalam membalas amal sholih yang dikerjakan hamba tergambar dalam berbagai bentuk.
- Diantara makna “Asy Syakuur”: Allah Menerima amalan sedikit yang dikerjakan oleh hamba-Nya dan tidak menyia-nyiakannya walau sekecil apapun.
Sebagai bukti bahwa Allah Maha Sempurna dalam membalas amalan hamba-Nya. Dimana Allah tidak pernah menyiakan-nyiakan amalan hamba-Nya, walau sekecil apapun amalan tersebut. Sebagaimana Allah katakan dalam firman-Nya,
إَنَّ اللهَ لاَيَظْلِمُ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ وَإِن تَكُ حَسَنَةً يُضَاعِفْهَا وَيُؤْتِ مِن لَّدُنْهُ أَجْرًا عَظِيمًا . النساء: ٤٠
“Sesungguhnya Allah tidak menzhalimi (seseorang) walaupun sebesar zarrah, dan jika ada satu kebajikan, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar.”
Dan firman Allah lagi,
أَنِّى لآَأُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى بَعْضُكُم). آل عمران: ١٩٥
“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki atau perempuan.”
Dan masih banyak ayat lain yang senada dengan kandungan ayat-ayat di atas[1].
Oleh sebab itu, janganlah kita merasa malu untuk melakukan amal-amal sholih sekalipun amat sedikit dalam pandangan manusia. Demikian pula tidak boleh meremehkan amalan seseorang walau sedikit, karena di sisi Allah tetap memiliki nilai sebagai amal sholih yang mungkin pahalanya bisa berlipat ganda.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,
عن أبي ذر رضي الله عنه قال : قال لي النبي صلى الله عليه و سلم (لا تحقرن من المعروف شيئا ولو أن تلقى أخاك بوجه طلق) رواه مسلم
Berkata Abu Zar radhiallahu ‘anhu: berkata kepadaku Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam: “Janganlah engakau meremehkan sedikitpun dari kebaikan sekalipun ketika engkau berjumpa saudarmu dengan wajah berseri.” (HR. Muslim).
Dalam sabda lain Beliau nyatakan pula,
عن عدي بن حاتم رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول: (( اتقوا النار ولو بشق تمرة فمن لم يجد شق تمرة فبكلمة طيبة) رواه البخاري ومسلم
Dari ‘Ady bin Hatim radhiallahu ‘anhu ia berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Takutlah kamu akan api neraka walau (bersedekah) dengan sebelah buah kurma, jika kamu tidak mendapati sebelah buah kurma, maka dengan perkataan yang baik”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan, Allah pasti akan memperlihatkan balasannya kepada kita. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ . الزلزلة:7
“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
- Diantara makna “Asy Syakuur” pula: Allah memuji hamba yang taat dan beramal sholih kepada-Nya.
Sebagai bukti atas kesempurnaan Allah dalam mebalas amalan para hamba-Nya dimana Allah memuji hamba-hamba yang tunduk dan patuh pada-Nya. Allah gambarkan kepada makhluk tentang ibadah dan perjuangan mereka.
Dalam Alquran banyak sekali ayat-ayat yang memuji makhluk yang ta’at dan tunduk pada Allah. Baik dari golongan para malaikat dan jin maupun manusia dari para nabi dan rasul serta pengikut-pengikut mereka.
Berikut pujian Allah kepada para malaikat, Mereka adalah makhluk yang tidak pernah melanggar apa yang diperintahkan Allah kepada mereka. Mereka mengerjakan segala apa yang diperintahkan kepada mereka,
{لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ} [التحريم/6]
“Mereka dan tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.”
{بَلْ عِبَادٌ مُكْرَمُونَ (26) لَا يَسْبِقُونَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ بِأَمْرِهِ يَعْمَلُونَ} [الأنبياء/26، 27]
“Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintahNya.”
Begitu pula pujian Allah kepada para nabi dan rasul, mereka adalah orang-orang yang telah diberi petunjuk dan dipilih Allah. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah kepada mereka, maka mereka tersungkur bersujud dan menangis. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya,
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا (54) وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِنْدَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا (55) وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِدْرِيسَ إِنَّهُ كَانَ صِدِّيقًا نَبِيًّا (56) وَرَفَعْنَاهُ مَكَانًا عَلِيًّا (57) أُولَئِكَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ مِنْ ذُرِّيَّةِ آَدَمَ وَمِمَّنْ حَمَلْنَا مَعَ نُوحٍ وَمِنْ ذُرِّيَّةِ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْرَائِيلَ وَمِمَّنْ هَدَيْنَا وَاجْتَبَيْنَا إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِمْ آَيَاتُ الرَّحْمَنِ خَرُّوا سُجَّدًا وَبُكِيًّا [مريم/54-58
“Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Alquran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul dan nabi. Dan ia menyuruh ahlinya untuk bersembahyang dan menunaikan zakat, dan ia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya. Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. Mereka itu adalah orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang-orang yang Kami angkat bersama Nuh, dan dari keturunan Ibrahim dan Israil, dan dari orang-orang yang telah Kami beri petunjuk dan telah Kami pilih. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka tersungkur bersujud dan menangis.”
Demikian pula pujian Allah terhadap para sahabat, bahwa mereka bersikap keras tarhadap musuh-musuh Allah, tetapi berkasih sayang terhadap sesama muslim. Mereka orang-orang yang banyak ruku’ dan sujud dalam mencari karunia dan keridhaan Allah, sehingga memberi bekas pada wajah mereka. Mereka bagaikan pohon yang berdaun rindang, akarnya menghujam ke bumi dan dahannya menjulang kelangit. Allah menjanjikan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.
{مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآَزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا} [الفتح/29
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.”
- Diantara makna “Asy Syakuur” pula: dimana amalan yang sedikit akan senantiasa bertambah dan berkembang di sisi Allah.
Diantara bentuk kesempurnaan Allah dalam membalas amal baik dari makhluk yaitu senantiasa berkembang dan bertambahnya pahala amalan tersebut di sisi Allah.
Sebagaimana yang terdapat dalam ayat berikut Allah sebutkan dalam firman-Nya,
وَمَن يَقْتَرِفْ حَسَنَةً نَّزِدْ لَهُ فِيهَا حُسْنًا إِنَّ اللهَ غَفُورٌ شَكُورٌ ) الشورى: ٢٣
” Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.”
Demikian pula disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dalam sabdanya,
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : “ما تصدق أحد بصدقة من طيب ولا يقبل الله إلا الطيب إلا أخذها الرحمن بيمينه وإن كانت تمرة فتربو في كف الرحمن حتى تكون أعظم من الجبل كما يربي أحدكم فلوه أو فصيله”. رواه مسلم
Dari Abu Hurairah, ia berkata: telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam: “Tidak seorangpun bersedekan dari yang baik, -dan Allah tidak menerima kecuali yang bailk- melainkan Allah ambil dengan tangan kanan-Nya, sekalipun sebiji kurma, maka ia akan semakin membesar di tangan Allah. Sehingga ia akan menjadi lebih besar dari gunung. Sebagaimana salah seorang kalian memelihra anak kuda atau anak onta”. (HR. Muslim).
- Begitu juga dianatara makana “Asy Syakuur”: Allah Memberi balasan pahala terhadap sebuah amalan dengan pahala yang berlipat ganda, sampai tujuh ratus kali lipat dan bahkan berkali-kali lipat lagi.
Sebagaimana firman Allah,
إِن تُقْرِضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ ) التغابن: 17
“Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.”
Dalam ayat lain Allah sebutkan,
{مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً} [البقرة/245]
“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan (pahala) kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.”
إِنَّ الْمُصَّدِّقِينَ وَالْمُصَّدِّقَاتِ وَأَقْرَضُوا اللهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ )الحديد: ١٨
“Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul- Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (balasannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.”
Hal ini juga disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dalam sabdanya,
عن ابن عباس رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه و سلم فيما يروي عن ربه عز وجل. قال قال (( إن الله كتب الحسنات والسيئات ثم بين ذلك فمن هم بحسنة فلم يعملها كتبها الله له عنده حسنة كاملة فإن هو هم بها وعملها كتبها الله له عنده عشر حسنات إلى سبعمائة ضعف إلى أضعاف كثيرة)) متفق عليه
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu meriwayatkan dari Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam tentang apa yang diriwayatkan Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam dari Rabbnya “Sesungguhnya Allah telah menulis segala kebaikan dan kejelekkan. Kemudian Allah jelaskan yang demikian. Barangsiapa yang berencana melakukan sebuah kebaikan lalu ia tidak melakukannya. Allah telah menuliskan baginya satu kebaikan di sisi Allah. Jika ia berencana melakukan sebuah kebaika lalu dikerjakannya. Allah menuliskan di sisi-Nya untuk orang tersebut sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, hinnga berkali-kali lipat yang banyak. (HR. Bukhari dan Muslim).
- Demikian pula diantara makna “Asy Syakuur”: Allah Menambah diatas pahala yang berlipat-lipat ganda tersebut dengan karunia yang berilipat ganda pula.
Allah Yang Maha Mesyukuri perbuatan amal shaleh hamba yang sedikit dengan balasan yang berlipat-lipat. Amalan yang dilakukan dengan beberapa hari saja waktu di dunia Allah balas dengan nikmat yang kekal abadi yaitu surga dengan segala nikmat yang terdapat dalamnya. Jika kita bandingan nikmat yang diberikan Allah kepada kita dengan amal shaleh yang kita lakukan tentu tidak ada perbandingannya sama sekali. Bahkan amal shaleh itu sendiri berkat rahmat Allah jua dapat kita lakukan. Semua alat dan fasilitas yang kita gunakan adalah milik Allah.
Karena itulah para penghuni surga memuji Allah ketika mereka menikmati balasan Amalan mereka serta karunia yang diberikan Allah kepada mereka. Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah,
جَنَّاتُ عَدْنٍ يَدْخُلُونَهَا يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِن ذَهَبٍ وَلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيهَا حَرِيرٌ {33} وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ {34})فاطر: ٣٣ – 34
“(Bagi mereka) syurga ‘Adn mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka didalamnya adalah sutera. Dan mereka berkata: “Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampum lagi Maha Mensyukuri.”
Bahkan nikmat yang terdapat dalam surga tersebut senantiasa bertambah setiap saat. Sebagaimana Allah sebutkan dalam firman-Nya,
{لَهُمْ مَا يَشَاءُونَ فِيهَا وَلَدَيْنَا مَزِيدٌ} [ق/35
“Mereka di dalamnya memperoleh apa yang mereka kehendaki; dan pada sisi Kami ada tambahannya.”
Dalam ayat yang lain Allah firmankan,
{ لِّلَّذِينَ أَحْسَنُواْ الحسنى وَزِيَادَةٌ } [ يونس : 26 ]
“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.”
Maka nikmat yang mereka terima dalam surga tersebut jika dibandingkan dengan amalan mereka tidak ada bandingannya sama sekali. Jangankan untuk membeli surga dengan amalan mereka. Fasilitas dan rezki yang diberikan Allah kepada mereka ketika dalam beramal kepada Allah tidak akan pernah bisa mereka tebus dengan amalan mereka. Maka sugra hanyalah semata karunia dari Allah kepada para hamba-Nya.
Oleh sebab itu Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,
عن أبي هريرة رضي الله عنه أنه قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول: ((لن يدخل أحدا عمله الجنة، قالوا ولا أنت يا رسول الله ؟ قال ولا أنا إلا أن يتغمدني الله بفضل ورحمة)). متفق عليه
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda: “Seseorang tidak akan masuk surga karena Amalannya (semata). Sahabat bertanya: termesuk engkau Ya Rasulullah? Beliau jawab: termasuk Aku, kecuali jika Allah melimpahkan rahmat dan karunia kepadaku”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi surga tidak dapat dibeli atau tukar dengan amalan kita, tetapi surga semata rahmat dan karunia dari Allah kepada orang-orang beramal sholih. Kita mendapat rahmat karena kita mau beramal sholih. Jika tidak, maka kita termasuk orang yang tidak berhak mendapat rahmat Allah.
-Bersambung insya Allah-
Penulis: Ustadz Dr. Ali Musri Semjan Putra,M.A.
Artikel www.dzikra.com
[1] Lihat QS. Ali ‘Imran: 171, QS. At Taubah: 120 dll.